nasional

Kebakaran Kembali Terjadi di Kawasan Padat Lapak Rawa Buaya, 16 Unit Damkar Dikerahkan

Selasa, 10 Juni 2025 | 10:32 WIB
Potret kebakaran yang terjadi di kawasan poadat lapak Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat. (TikTok/cahjogja1234)

ALUR INFORMASI - Kebakaran kembali melanda kawasan padat lapak di Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Senin 9 Juni 2025 siang.

Api dilaporkan muncul dari salah satu bangunan semi permanen dan dengan cepat merambat karena mayoritas material di lokasi merupakan bahan mudah terbakar.

Petugas pemadam kebakaran (Damkar) Jakarta Barat langsung bergerak cepat setelah menerima laporan dari warga sekitar.

Baca Juga: Laka Lantas Libatkan Mobil dan Motor di Jaksel, Polisi: Pengendara Sudah Diamankan

Dalam waktu singkat, sebanyak 16 unit mobil pemadam dan 80 personel dikerahkan ke lokasi kejadian guna mengendalikan amukan si jago merah.

“Untuk data sementara, tercatat ada tiga lapak dan satu bengkel (yang terbakar),” kata Perwira Piket Damkar Jakbar, Joko Susilo kepada wartawan, dikutip Selasa 10 Juni 2025.

Proses pemadaman berlangsung cukup menegangkan mengingat padatnya bangunan dan potensi penyebaran api ke area sekitar.

Baca Juga: Sorotan Khusus: Wapres Gibran Bagi-bagi Susu-Mainan ke Korban Kebakaran Penjaringan, Tuk Trauma Healing?

Petugas Damkar yang berjibaku selama beberapa jam akhirnya berhasil memadamkan api sebelum merembet lebih luas.

“Semua barang mudah terbakar, total ada 16 unit (pemadam) saya kerahkan,” tambah Joko.

Setelah api berhasil dipadamkan, tim Damkar melakukan proses pendinginan guna memastikan tidak ada titik api yang tersisa dan mencegah potensi kebakaran ulang.

Baca Juga: Cerita Raffi Ahmad usai Beli 50 Kambing Kurban yang Dijual Ibu Fadil Jaidi di Momen Idul Adha 2025

Dilaporkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kerugian material diperkirakan cukup besar mengingat banyak barang yang ludes terbakar.

Lebih jauh, Joko Susilo juga menyoroti kondisi lingkungan sekitar yang dinilai rawan kebakaran.

Halaman:

Tags

Terkini