ALUR INFORMASI - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengklaim bahwa saat ini harga beras di pasaran mulai turun.
Budi menyebutkan bahwa penyebab kenaikan harga beras berada pada proses pendistribusian, mengingat stok beras saat ini sedang melimpah.
“Kalau misal dari ritel modern berkurang (pasokan), ya berarti distribusinya. Barangnya kan ada,” ucap Budi Santoso kepada awak media di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Untuk menyelesaikan permasalahan distribusi, ia mengatakan bahwa saat ini pemerintah mendorong penyaluran beras sesuai dengan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Langkah ini dilakukan oleh pemerintah bersama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
“Kami sama Bapanas terus mendorong dan kami akan membantu di pengawasan di lapangan, termasuk percepatan distribusi,” imbuhnya.
Baca Juga: Kemendag Amankan 19.391 Bal Pakaian Bekas Impor Ilegal Senilai Rp112 Miliar di Bandung
Dalam kesempatan tersebut, Budi menambahkan pemerintah melakukan pengawasan untuk percepatan distribusi yang akan memberikan dampak pada penurunan harga beras.
“Sebagian sudah mulai turun, kita masih terus melakukan pengawasan,” kata Budi.
Untuk beras SPHP, menurutnya saat ini juga mulai banyak ditemui di pasaran, meski belum maksimal.
Baca Juga: Tanggapi Keinginan Lisa Mariana Mungkin Lakukan Tes DNA Ulang, Kuasa Hukum Ridwan Kamil: Kita Hargai
“Sekarang yang di ritel modern juga sudah mulai banyak beras SPHP juga mulai ini, walaupun belum 100 persen,” terangnya.
Data harga beras di beberapa wilayah di Indonesia ini sempat jadi sorotan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di mana rata-ratanya harganya berbeda jauh.
Seperti di Zona 1 yang meliputi wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi rata-rata nasional harga berasnya adalah Rp14.731 per kg.