Fenomena Nyata di Indonesia
Salah satu contoh nyata datang dari Indonesia. Seorang remaja 17 tahun berinisial 'S' yang disebut memanfaatkan tren ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
"Di Strava, remaja dengan akun bernama @Satzzyy mematok tarif sekitar Rp10.000 per kilometer untuk kecepatan 4:00 menit/km, dan Rp5.000 per kilometer untuk kecepatan 8:00 menit/km," demikian pernyataan dari The Running Week dalam artikel yang sama.
Selain itu, terdapat penghasilan dari aktivitas remaja asal Indonesia tersebut saat menjadi joki strava.
Baca Juga: PPATK Buka Suara soal Kabar Pemblokiran Rekening Milik Ketua MUI
"Pekerjaan terbesarnya sejauh ini memberinya penghasilan sekitar Rp100.000, atau lebih dari 5 persen upah minimum bulanan di Indonesia," sambungnya.
Walau saat ini populer di Indonesia, tren joki strava sejatinya memang telah menyebar secara global.
Sama seperti tren di medsos lainnya, dorongan untuk mendapatkan validasi dan pengakuan bisa membuat fenomena ini berkembang di berbagai negara lainnya.***
Artikel Terkait
PPATK Buka Suara soal Kabar Pemblokiran Rekening Milik Ketua MUI
Pengacara Roy Suryo cs Sentil Jokowi yang Sempat Absen, Ungkap Kebingungannya saat Penyidik Datangi Saksi hingga ke Solo
Soal Laporan Tom Lembong Terkait Etika Hakim yang Jatuhkan Vonis, KY Janjikan Bakal Ada Tindak Lanjutnya
KPK Buka Suara soal Laporan Nikita Mirzani Terkait Dugaan Suap Reza Gladys kepada Aparat
Budi Gunawan Sebut Kemenko Polkam Pantau Penyelesaian Kasus Kematian Prada Lucky Namo, Singgung soal Kehormatan Prajurit