nasional

4 Fakta Terkini Skandal Korupsi Pengadaan Laptop Chromebook Rp9,9 Triliun era Nadiem Makarim

Kamis, 12 Juni 2025 | 10:21 WIB
Eks Mendikbudristek RI, Nadiem Makarim. (Instagram.com/@nadiem_makariem)

"Saat pandemi melanda, terjadi krisis pendidikan global. Kami melakukan pengadaan TIK, termasuk laptop, untuk memastikan siswa tetap bisa belajar," terangnya.

Mantan Bos platform Gojek itu menyebut lebih dari satu juta laptop, modem, dan proyektor disalurkan ke puluhan ribu sekolah dalam kurun empat tahun.

"Kemendikbudristek mengadakan 1,1 juta unit laptop beserta modem 3G dan proyektor untuk lebih dari 77.000 sekolah," jelas Nadiem.

Baca Juga: Pemerintah Targetkan Persoalan Sampah Tuntas 2029, Danantara Siap Investasi Proyek Waste to Energy

3. Libatkan Kejaksaan Sejak Awal

Dalam kesempatan yang sama, Eks Mendikbudristek mengaku telah menggandeng Kejaksaan Agung sejak tahap awal. Hal itu, lanjut Nadiem, untuk menghindari pelanggaran dalam proses pengadaan.

"Kami melibatkan Jaksa Agung Muda Bidang Tata Usaha Negara (Jamdatun) agar proses pengadaan berjalan aman dan sesuai aturan," tuturnya.

Nadiem juga menyatakan proses pengadaan dilakukan melalui e-katalog LKPP demi transparansi dan akuntabilitas.

"Pengadaan dilakukan lewat sistem e-katalog untuk meminimalkan konflik kepentingan," terangnya.

Baca Juga: Pesan Khusus Megawati pada Prabowo Saat Bertemu Dasco, Diungkap Mensesneg: Beliau Memberikan Masukan Seperti itu

4. Alasan Pengadaan Chromebook

Setelah mencuat dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook, Nadiem menyebut laptop itu dipilih karena menawarkan spesifikasi baik dengan harga lebih rendah dibanding laptop lainnya.

Nadiem juga sempat membeberkan, fitur keamanannya juga dianggap cocok untuk lingkungan pendidikan.

"Chromebook lebih murah hingga 30 persen dan memiliki kontrol aplikasi yang melindungi siswa dari pornografi, judi online, dan gim," sebutnya.

Pria berusia 40 tahun itu kemudian menyebut, fitur keamanan ini bisa dimanfaatkan tanpa biaya tambahan dari negara.

Halaman:

Tags

Terkini