Aktivitas Tambang di Raja Ampat Tuai Sorotan, Wilayah yang Dikenal Punya Hasil Bumi Melimpah Sejak Dulu

photo author
- Selasa, 10 Juni 2025 | 20:34 WIB
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (tengah) saat jumpa pers terkait pencabutan izin tambang terhadap 4 perusahaan di Raja Ampat. (Dok. Sekretariat Presiden)
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia (tengah) saat jumpa pers terkait pencabutan izin tambang terhadap 4 perusahaan di Raja Ampat. (Dok. Sekretariat Presiden)

ALUR INFORMASI - Aktivitas pertambangan nikel di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, kini tengah menuai sorotan sebagian publik di Tanah Air.

Hal itu usai Presiden RI, Prabowo Subianto memerintahkan jajarannya untuk meninjau langsung lokasi kawasan tambang di Raja Ampat.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkap hal tersebut seraya menegaskan pihaknya telah mencabut 4 izin usaha tambang (IUP) terhadap 4 perusahaan. Hal itu salah satunya berdasarkan aspirasi dari tokoh masyarakat setempat.

Baca Juga: 3 Alasan Prabowo Cabut Izin Tambang Milik 4 Perusahaan di Raja Ampat, Salah Satunya Tuk Lindungi Biota Laut

"Dalam rapat kami, kita minta aspirasi dari tokoh-tokoh masyarakat, apa sesungguhnya yang terjadi dan mereka meminta agar tolong dipertimbangkan empat IUP yang masuk dalam kawasan Geopark," ungkap Bahlil dalam jumpa pers di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 10 Juni 2025.

Baca Juga: Nadiem Sebut Pengadaan Chromebook Sesuai Aturan, Dikawal Kejagung dan Konsultasi ke KPPU

Pencabutan dilakukan terhadap empat IUP yang berada di luar Pulau Gag, yaitu PT Nurham, PT Anugrah Surya Pertama, PT Kawei Sejahtera Mining, dan PT Mulia Raymond Perkasa.

Berkaca dari hal itu, Raja Ampat memang sejak dulu dikenal sebagai lokasi 'harta karun' dari hasil bumi yang potensial, mulai dari rempah-rempah, perkebunan, hingga perikanan.

Baca Juga: Nadiem Jelaskan Pengadaan Chromebook Tak Ditujukan untuk Daerah 3T: Fokus Hanya Sekolah dengan Internet

Antropolog Leonard Y. Andaya dalam riset berjudul The World of Maluku (1993) mengisahkan, selama masa Kesultanan Tidore atas Raja Ampat, kekuasaannya memanfaatkan wilayah tersebut untuk meraih kekayaan dan meningkatkan kesejahteraan.

Tidore kemudian menjadikan sektor perikanan dan rempah-rempah sebagai komoditas utama ekspor.

Dari sini, diketahui 'harta karun' di Raja Ampat tetap dimanfaatkan oleh Tidore dan warga lokal Papua.

Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Laptop Chromebook Rp9,9 Triliun, Nadiem Makarim Siap Kooperatif dan Tegaskan Antikorupsi

Menurut riset Ekspedisi Tanah Papua (2008), kesultanan Tidore hanya mengambil serba sedikit dari apa yang disediakan alam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Bambang Hermawan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X