ALUR INFORMASI - Protein dikenal sebagai salah satu dari tiga makronutrien penting, selain karbohidrat dan lemak. Zat ini berperan vital bagi kesehatan manusia.
Di dalam tubuh, protein hadir dalam berbagai bentuk. Fungsinya pun beragam, mulai dari membantu transportasi oksigen, mendukung sistem imun, mengirimkan sinyal saraf, hingga menunjang pertumbuhan.
Kendati demikian, muncul pertanyaan: apakah konsumsi protein berlebihan bisa menimbulkan masalah bagi tubuh?
Baca Juga: Inspirasi Bisnis: Susu Nabati, dari Tren Gaya Hidup ke Peluang Cuan Menjanjikan
Dilansir dari Healthline, sebagian ahli gizi menekankan kebutuhan protein setiap orang berbeda-beda. Faktor penentunya meliputi berat badan, usia, tujuan komposisi tubuh, tingkat aktivitas fisik, hingga kondisi kesehatan secara keseluruhan.
"Menurut standar Recommended Dietary Allowance (RDA), kebutuhan protein harian adalah 0,36 gram per pon atau setara 0,8 gram per kilogram berat badan," demikian keterangan Healthline yang dikutip pada Sabtu, 16 Agustus 2025.
Meski begitu, sejumlah pakar menilai orang yang aktif secara fisik membutuhkan asupan lebih tinggi. Beberapa organisasi profesional menyarankan 1,2 sampai 2 gram per kilogram per hari.
Baca Juga: AS-China Sepakat Perpanjang Gencatan Perang Dagang hingga November 2025
Atlet biasanya memiliki kebutuhan protein yang lebih besar lagi. Begitu juga dengan ibu hamil, ibu menyusui, lansia, serta penderita penyakit tertentu. Sebagai contoh, kebutuhan protein ibu hamil ditetapkan sebesar sekitar 1,1 gram per kilogram berat badan.
Lalu, apakah diet tinggi protein berbahaya? Selama ini muncul kekhawatiran terkait dampaknya terhadap kesehatan ginjal, jantung, dan tulang. Namun, banyak penelitian menunjukkan hal sebaliknya.
Menurut laporan Healthline, atau sebagian besar kekhawatiran tersebut tidak didukung oleh penelitian ilmiah.
Baca Juga: Fenomena Joki Strava di Indonesia: Saat Orang Rela Bayar Pelari demi Pencitraan di Medsos
"Studi besar yang melibatkan lebih dari 12 ribu orang dewasa menemukan tidak ada hubungan antara konsumsi protein, baik hewani maupun nabati, dengan risiko penyakit jantung," terangnya.
Studi ilmiah pada 2020 juga tidak menemukan kaitan antara asupan protein tinggi dengan risiko kematian akibat penyakit jantung.
Bahkan, analisis terbaru di 2023 menegaskan hal yang sama untuk risiko stroke dan kematian kardiovaskular.