SUBANG - Dari hari ke hari, Pusat Kota Pamanukan semakin terlihat kumuh dan semrawut di penuhi bangunan liar dan pedagang kaki lima. Melihat kondisi tersebut, Pemkab Subang seolah tak peduli dengan semakin semrawut dan kumuhnya Pusat Kota Pamanukan yang dilintasi jalan nasional serta kota penyangga Pelabuhan Internasional Patimban tersebut.
Berdasarkan pantauan di lapangan Rabu(18/1/2023) Pusat pertokoan Pamanukan terlihat semakin semrawut dan kumuh oleh Bangunan liar PKL yang seenaknya mendirikan bangunan liar diatas trotoar ditambah lagi keberadaan parkir liar, khususnya di depan Pamanukan Trade Center (PTC)
Selain itu, kawasan kolong flayover Pamanukan juga semakin kumuh oleh PKL yang membuka lapak dan bangunan liar, dan juga parkir liar.
Baca Juga: Ridwan Kamil Masuk Partai Golkar, Zaini Shofari: PPP Jabar Banyak Memberikan Pendidikan Politik
Tak hanya di Kawasan Pusat Pertokoan Pamanukan, Kondisi kawasan kumuh dan semrawut serta maraknya bangunan liar juga terlihat Kawasan Pasar Inpres Pamanukan yang jaraknya sekitar 1 Km dari Pusat Pertokoan Pamanukan.
Kondisi pasar Impres yang dibangun pada tahun 2000 tersebut saat ini semakin terlihat kumuh becek dan bangunannya juga sudah tak layak pakai, selain itu pasar Inpres juga sudah Overload, sehingga banyak pedagang mendirikan bangunan liar disepanjang jalan menuju pasar hingga pinggiran sawah dikawasan pasar tersebut.
Tokoh pemuda Pamanukan, Asep Maulana mengaku prihatin dengan kondisi Pusat Kota Pamanukan yang semakin kumuh dan semrawut.
" Sangat disayangkan, Pamanukan Kota terbesar dan teramai setelah Kota Subang, saat ini kondisinya kumuh dan Semrawut tak ada perhatian dari Pemkab Subang," ujar Asep Maulana, Kamis(19/1/2023)
Baca Juga: Kapolsek dan Camat Sagalaherang Melepas Kontingen Pramuka untuk Ikuti LT III Tingkat Kwarcab Subang
Menurutnya, kumuh dan semrawutnya Kota Pamanukan mulai dari Pusat Pertokoan hingga Pasar Inpres Pamanukan dikarenakan tak ada penataan kota dan tata ruang juga tidak jelas sehingga seperti sekaranglah kondisinya.
" Kondisi Pertokoan dan pasar Inpres Pamanukan sudah overload tak bisa menampung pedagang sehingga para pedagang seenaknya membangun lapak atau bangunan liar di trotoar yang membuat Kota Pamanukan semakin kumuh dan semrawut tak indah di pandang mata," katanya
Asep Maulana meminta Pemkab Subang segera merevitalisasi Pasar Inpres Pamanukan dengan bangunan modern dan bisa menampung semua pedagang agar para pedagang tak mendirikan bangunan liar disepanjang jalan.
" Sudah saatnya pasar Pamanukan tahun 2023 ini direvitalisasi, mengingat sudah tak layak dari segi bangunan dan sudah tak bisa menampung pedagang,"tuturnya
Sebagai kota penyangga pelabuhan Internasional Patimban dan juga Kota yang dilintasi oleh Jalan Nasional 1, Pamanukan butuh pasar dengan bangunan modern.