khazanah

OPINI: Aksi Berbahasa Sebagai Solusi Penguatan Karakter Peserta Didik

Jumat, 5 Juli 2024 | 20:28 WIB
Salah satu siswa SMK sedang memberikan penjelasan dalam kegiatan Aksi Berbahasa. (Dok. AlurInformasi.com)

Oleh Bambang Hermawan mahasiswa Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 

Penguatan karakter menjadi istilah yang mencuat di dunia pendidikan, khususnya pada saat peralihan kurikulum dari Kurikulum 13 menjadi Kurikulum Merdeka. Karakter peserta didik menjadi titik pusat perhatian baik oleh pemangku kebijakan maupun pelaku pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari munculnya program Profil Pelajar Pancasila atau yang dikenal dengan istilah P5.

Dilihat dari https://kurikulum.kemdikbud.go.id/file/1679308669_manage_file.pdf, P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan bagian penting dari Kurikulum Merdeka yang diterapkan di Indonesia sejak tahun 2022. P5 bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan karakter dan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif dan berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkelanjutan.

Baca Juga: OPINI: Pengaruh Literasi Digital di Era Abad 21 untuk Perkembangan Peserta Didik

Lantas, apa yang menjadi alasan diberlakukannya P5? Berikut beberapa alasan mengapa P5 diberlakukan. Salah satunya untuk mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang di dalamnya memuat tentang Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berkebhinekaan Global, Berkepribadian Unggul, Gotong Royong, Kebinekaan Global, dan Kemandirian.

Selain itu, dilihat dari laman https://kurikulum.kemdikbud.go.id/, alasan mendasar diberlakukannya P5 adalah untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran, Memenuhi Kebutuhan Siswa, dan Menyiapkan Lulusan yang Berkompeten.

Menurut hemat penulis, selain dari digalakkannya program P5 tentu ada hal yang fundamental yang dapat membantu terbentuknya karakter yang kuat di kalangan peserta didik dan dapat secara konsisten diberlakukan di setiap lembaga pendidikan. Program tersebut adalah aksi berbahasa.

Baca Juga: OPINI: Tantangan dan Peluang Pendidikan Daring di Era Digital

Aksi  berbahasa yang dimaksud adalah giat-giat yang di dalamnya memuat aktivitas mendengarkan, menyimak, berbicara, dan menulis. Itulah bentuk dari aksi berbahasa yang dapat diberlakukan di setiap lembaga pendidikan yang berharap memiliki lulusan yang berkarakter.

Argumentasi tersebut muncul berdasarkan pada teori-teori yang menyatakan bahasa jika diajarkan apalagi pembelajarannya sampai menjadi sebuah aksi, tentunya akan memunculkan karakter khas di kalangan yang mempelajarinya.

Dilihat dari laman https://www.britishcouncil.org/school-resources/find/classroom/lets-talk-about-languages, Jean Piaget dengan lantang menyatakan bahasa merupakan salah satu cara bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif mereka.

Baca Juga: OPINI: Jawaban Nyeleneh dan Carut-Marut Komunikasi Pejabat Publik

Selain Piaget, Vygotsky juga dengan jelas mengungkapkan, Belajar bahasa merupakan salah satu cara bagi anak-anak untuk berinteraksi dengan orang lain dan membangun pengetahuan mereka. Melengkapi kedua pakar tersebut, Krashen mengutarakan, Mengajarkan bahasa kepada peserta didik dapat membantu mereka mendapatkan paparan bahasa yang mereka pelajari.

Halaman:

Tags

Terkini